July 20, 2015

Masalah dan Saudaranya

Ada seorang kawan yang kalau datang berkunjung tak pernah datang sendirian melainkan selalu bersama dengan saudara kembarnya. Dia bernama “Masalah” dan saudaranya “Solusi”. Dan sebelum kawan saya sempat mengenalkan saya dengan temannya, ternyata saya sudah mengenalnya, si Masalah dan saudaranya. Ketika kami mengajaknya jalan, di sepanjang jalan Masalah dan saudaranya senantiasa menyapa setiap orang yang ditemuinya, mulai dari anak seorang pengemis, tukang ojek, pengetap bensin, juragan kos-kosan sampai walikota, mereka mengenalnya. Luar biasa….kalau mereka punya akun facebook, justin bieber bukanlah tandingan, kalau mereka suka nge-tweet, katy perry pun akan merasa minder dan terlunta-lunta, atau kalau mereka membuat grup di facebook, orang yang tidak punya akun facebook pun bisa menjadi membernya.



Ketika dia dan saudaranya berkunjung ke rumah saya, tanpa sadar saya sering menjamunya dengan teramat baik. Terkadang dia menginap berhari-hari tanpa tahu kapan akan berkelana lagi. Mungkin dia merasa nyaman berada di pondok saya yang sebenarnya belum sempurna betul. Biarlah….kadang saya juga menikmati kehadirannya.

Masalah ini suka sekali ngobrol, dia hampir menguasai semua topik yang saya lontarkan. Kalau sudah bicara, suara gunung meletus pun terdengar seperti cicak yang bersendawa. Berbeda dengan saudaranya Solusi yang agak pendiam. Sekali ngomong, suaranya hampir tak terdengar, dan itu tak akan diulanginya lagi sebelum saya berhenti bicara dan bertanya “tadi ngomong apa ya barusan?”. Sekali waktu saya diam dan mendengarkan Solusi bicara, “Ooooo….ternyata dia hanya minta segelas kopi dan dua batang rokok.”. Segera saya buatkan dia segelas kopi hitam istimewa yang bukan instan. Dan tidak hanya 2 batang, tapi 2 bungkus rokok dengan merk berbeda saya sajikan juga. Segera setelah dihajarnya hidangan itu, dia pun memulai kicauannya yang sebenarnya terlalu indah untuk tak dihiraukan. Begitu indah kicaunya sampai saya terlelap. Keesokan paginya, saya sudah tak menemukan keberadaan mereka di dalam pondok. Mungkin semalam mereka sudah pamitan, tapi saya terlalu mabuk kepayang naik becak berdua dengan shania twain di dunia mimpi.

Saya hanya tersenyum, “mungkin tetangga sebelah ada benarnya, masalah kita akan berkurang bobotnya hanya dengan meluangkan waktu untuk tenang dan berdiam diri.”

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 ExcelPix All Right Reserved
Shared by Themes24x7