May 24, 2015

Kucing Schrodinger pun Tertawa


Meskipun ilustrasi kucing Schrodinger pada mulanya dikemukakan untuk mendebat Copenhagen interpretation mengenai mekanika kuantum yang diaplikasikan dalam obyek sehari-hari, tapi saya sering juga mendapati nama Schrodinger (dan kucingnya) di buku-buku filsafat. Ilustrasinya begini, kita tempatkan seekor kucing di sebuah kotak besi. Di dalam kotak itu ditaruh juga sebuah botol berisi asam hidrosianik, zat radioaktif. Ada mekanisme relay yang diatur sedemikian sehingga ketika ada atom dari asam hidrosianik yang meluruh (walaupun cuma 1 atom), maka mekanisme itu akan menggerakkan palu untuk memecahkan botol dan membunuh kucing. Pengamat di luar tidak mengetahui apakah ada atom zat itu yang sudah meluruh, yang berturut-turut akan mengakibatkan pecahnya botol, keluarnya zat asam hidrosianik dan akhirnya membunuh kucing. Karena kita tidak bisa tahu, menurut hukum kuantum, maka kucing itu berada dalam keadaan hidup dan mati, kondisi ini disebut superposisi kuantum. Dia akan terus berada dalam kondisi itu sampai kotak itu dibuka. Katanya kondisi superposisi memang teramati di level subatomik, bahwasannya ada satu  partikel yang berada di beberapa tempat dalam waktu yang bersamaan. Jadi dalam paradoks kucing Schrodinger, kalau kotak itu tidak pernah dibuka sama sekali, maka bisa jadi ada satu atom yang sudah meluruh, dan di saat yang sama, atom yang sama juga masih segar bugar. Apakah itu akan menghasilkan kucing mati dan hidup dalam waktu yang bersamaan?


Bisa jadi.... ada beberapa ilmuwan yang setuju dengan "many-world interpretation" atau parallel universes. Menurut MWI, jika pada saat kotak dibuka ternyata pengamat mendapati kucing masih hidup, sebenarnya probabilitas "kucing mati" tidak menghilang, tapi mewujud di dunia paralel. Jadi tidak ada probabilitas yang sia-sia dan terabaikan, (seperti halnya tidak ada cinta yang sia-sia dan terabaikan hanya karena cintamu ditolak oleh cem-ceman, kumpulkan seluruh cinta yang sudah tertolak dan curahkan hanya kepada orang yang fotonya kelak mendampingi fotomu di buku nikah). Hanya karena beda fase atau beda layer, dunia tersebut tidak bisa kita amati.


Paradoks "kucing Schrödinger" menurut many-worlds interpretation

Sumpah...saya sebenarnya nggak mudeng dengan teorinya. Saya cuma membayangkan begini, bagaimana kalo sudut pandangnya diubah menjadi sudut pandang kucing? Pada saat kotak dibuka, apakah kucing akan melihat adanya pengamat atau tidak. Pengamatan dari kucing akan menentukan apakah pengamat (terserah siapa) itu eksis atau tidak. Kalau kucing tidak melihat adanya pengamat berarti pengamat itu tidak ada. Kalau kucing melihatnya, berarti pengamat itu ada. Bagi kucing, kemungkinan ada atau tidaknya nya pengamat juga 50:50. Atau kalau digabungkan semua sudut pandang kucing dan pengamat, maka sedikitnya ada 4 realitas yang paralel. Di beberapa realitas kucing berlaku sebagai subyek, dan di peristiwa yang lainnya dia hanya obyek. Realitas 1: kucing membuka kotak dan melihat adanya pengamat, berarti keduanya eksis. Realitas 2: kucing membuka kotak dan tidak melihat pengamat, yang berarti pengamat tidak eksis. Realitas 3: Pengamat membuka kotak dan melihat kucing sudah mati, pengamat eksis dan kucing mati (bukan tidak ada, melainkan ada tapi mati). Realitas 4: Pengamat membuka kotak dan melihat kucing masih hidup, keduanya eksis. Peristiwa 4 ini bersinggungan dengan peristiwa 1, tapi bukan berarti melebur menjadi 1 realitas, keduanya terjadi bersamaan secara paralel. Yang pertama kucing sebagai pengamat, yang kedua pengamat sebagai pengamat. (Sebenarnya istilah yang tepat bukan bersinggungan, tapi anggaplah seperti satu film dengan 2 versi, versi ori dan bajakannya. Yang mana yang ori dan yang mana yang bajakan? Ya itu tergantung juga kondisi pas membuka kotak. Kalau kotaknya dibuka di malam hari dengan penerangan 0,1 watt, maka kemungkinan besar kucing sebagai subyek itu yang asli karena hasil gambarnya lebih tajam dan terang).

Jadi apa pesannya? Jangan hanya karena kucing tidak bisa diajak bertukar pikiran, kita lantas berasumsi bahwa kucing tidak punya pikiran. Bersikap dan berucaplah dengan hati-hati di depan anak-anak kucing, karena bisa jadi itu yang akan mereka lakukan dan ucapkan ketika sudah dewasa.

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 ExcelPix All Right Reserved
Shared by Themes24x7